Jumat, 03 Juli 2015

Peran Serta Televisi Sebagai Alat Pendidikan

Peran Serta Televisi Sebagai Alat Pendidikan
Disusun Untuk Menempuh Mata Kuliah Pembelajaran Multimedia
Dosen pembimbing:
Dra.Mindaudah, M.Pd

Logo STKIP.jpg

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Retno Ari Astuti                         (126754)
2. Siti Nurhalima                            (126770)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIAJOMBANG
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JOMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika, telah menjadi fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir (Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Tidak terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global, perkembangan sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri dari pengaruh televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini mengartikulasikan kontribusi yang sangat signifikan peranan media televisi ini dalam perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Adanya teori serba media yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini dan sikap tetapi juga dalam memicu terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu menyumbangkan diseminasi dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah negara.
Di Indonesia, masalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat ditarik dari makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah definisi dan sejarah televisi?
2. Apakah fungsi dan tujuan televisi?
3. Apakah dampak negatif dan dampak positif televisi?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembahasan masalah yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi televisi dan sejarah tentang televisi.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan televisi.
3. Untuk mengetahui dapak negatif dan dampak positif televisi.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Televisi dan sejarah televisi
Kata televisi berasal dari  bahasa inggris yaitu television yang berarti menyiarkan gambar dengan gelombang radio.  Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak  disertai dengan bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat  untuk  mengubah cahaya bentuk gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran petunjukan, berita dan sejenisnya. Televisi dapat dapat diartikan juga tele=jauh, vision=penglihatan. Jadi televisi berarti suatu alat atau benda yang dapat digunakan untuk menangkap objek gambar dan suara yang datang dari jarak jauh dan dapat dilihat dengan indra mata dan didengar dengan indra telinga.
  1. Sejarah Singkat Televisi
Pada tahun 1862 seorang Itali bernama Abbe Casseli berhasil menemukan sistem pengiriman gambar dengan listrik melalui kawat. Namun, dasar-dasar scanning televisi mekanis (gerak bekas elektron dari kiri dan kanan dan dari atas kebawah pada saat pengambilan gambar didalam tabung kamera serta dalam penyusunan kembali gambar  dilayar televisi) untuk pengiriman gambar objek bergerak baru ditemukan oleh Paul Nipkow seorang Rusia yang hidup dijerman  pada tahun 1884. Tiga belas tahun kemudian, catbode ray tube, yaitu tabung sinar katode mengalami penyempurnaan oleh Ferdinand Braun dari Universitas Strasburg sehingga tabung katode disebut pula sebagai tabung Braun.
Pada tahun 1907 Profesor Boris Rosing dari Institut Teknologi Petersburg di Rusia berhasil menemukan dasar-dasar scanning elektronik tabung sinar katode untuk mengubah getaran elektronik menjadi visual. Selanjutnya, selama hampir lebih dari seperempat abad berbagai pakar berusaha menyempurnakan segi mekanis televisi.
Antara tahun 1923-1929, Fohn Logis Baird, yang kemudian dikenal sebagai bapak televisi Inggris, belum berhasil meningkatkan mutu siaran televisi. Baru pada tujuh tahun selanjutnya baik di Inggris maupun di Jerman dilakukan percobaan-percobaan siaran televisi dengan hasil 60-80 garis setiap bingkai gambar.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1935 di Perancis mulai diperkenalkan  siaran televisi dengan hasil 180 garis setiap bingaki. Di Inggris, BBC memulai siaran televisi dengan menggunakan sistem Marconi-EMI dengan 405 garis visual. Sementara itu, di Moscow dan Leningrad telah dikembangkan siara televisi dengan 240 garis dan343 garis. Dalam pembukaan pameran Internasional di New York, 30 April 1939, Amerika Serikat memulai siaran televisi dengan 441 garis.RCA mendemonstrasiakan pesawat televisi dengan lima inch tabung gambar. Hal ini terlaksana berkat bantuan Zworykin dan paten dari Farnworth.
Selama berlanggsungnya perang dunia II, semua usaha memperkanalkan televisi berhenti. Namun , kegiatan penelitian di bidang lain, yaitu radar guna kepentingan militer ditingkatkan Kondisi ini justru membantu mempercepat penyempurnaan televisi.
Setelah  perang selesai, mulailah penyebaran televisi secara besar-besaran ke seluruh dunia. Meskipun demikian, hingga tahun 1946 baru empat negara yang mempunyai siaran televisi . Jumlah ini meningkat menjadi 18 negara pada tahun 1953. Jadi, dapat dikatakan bahwa dari akhir tahun 1940-1950 merupakan masa keemasan televisi. Ketika itu segala macam program disiarkan secara langsung dari studio.
2. Perkembangan Televisi
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia “televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi.
Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
Tahun 1876-George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Eugen Goldstein menyebutkan tembakan gelombang sinar dalam tabung hampaitu dinamakan sebagai sinar katoda.
Tahun 1884-Paul Nipkov, ilmuan Jerman, berhasil mengirim gambar elektonik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskopelektik dengan resolusi 18 garis.
Tahun 1888-Freidrich Reinitzeer, ahli botawi austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Dan sekitar tahun 2000-masing –masing jenis tehnologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, plasma maupun CTR terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya. Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.
B. Fungsi dan tujuan televisi
1.Fungsi Televisi

Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Media informasi dan penerangan
2.      Media pendidikan dan hiburan
3.      Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4.      Media pertahanan dan keamanan
2.Tujuan Televisi

a)      Sebagai alat informasi
b)      Hiburan
c)      Kontrol sosial
d)     Penghubung wilayah secara geografis
Secara langsung tujuan yang televisi sangatlah bagus akan tetapi kebanyakan acara di dunia pertelevisian kali ini lebih cenderung pada sesuatu hal yang negative. Dari segi jam tayang, porsi konsumsi umur, tayangan yang tidak memiliki mutu dalam kehidupan ataupun tayangan yang menjanjikan ssuatu yang belum pasti adanya.
3. Televisi sebagai alat pendidikan
Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi  searah yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh pemirsa seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.
Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi , sejalan dengan perkembangan peradaban zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari manca negara sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya. Dengan jaringan komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian pesan, maka dunia pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan media televisi ini sebagai pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi pendidikan tidak hanya sebagai penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia. Tapi ikut ambil bagian penayangan program kependidikan yang dikemas untuk  kepentingan pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai budaya indonesia.
4. Rancangan progrm TV
Dengan memperhatikan media TV sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam proses pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk dilaksanakan didalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru berupaya untuk merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan cara:
  1. Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.
  2. Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat umur dan kejiwaanya.
  3. Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya dengan program pendidikan yang diajarkan disekolahan.
  4. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).
  5. Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil tokoh, dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.
  6. Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.
  7. Karakteristik Media Televisi
Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan komunikasi.
Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut.
  1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.
  2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.
  3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
  4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
  5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.
  6. Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik.
  7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
  8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan
  9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.
5. Perbandingan dengan media masa lain
Dengan kehadiran media masa televisi, tidak berarti bahwa media masa lain, seperti, media masa cetak dan media masa radio, terdesak. Justru dengan kehadiran media masa televisi, akan menjadi “tri tunggal” media masa yang tidak ada tandingannya, sebab ketiganya akan saling mengisi kekurangan masaing-masaing, sehingga khalayak dapat semakin lengkap informasi yang diterima.
Kelebihan media masa televisi , antara lain dengan sifatnya yang audio visual, yang mampu menyebarluaskan informasasinya secara langsung . Kalau peristiwa atau kejadian disiarkan secara langsung, sebagai media masa akan sanggat menguntungkan, karena faktor kecepatan dan ketetapan dalam menyampaikan informasi atau pesan sangat diutamakan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa media masa televisi, tidak mempunyai kelemahan. Salah satu kelemahan yang paling mencolok adalah informasi atau pesan yang  disampaikan hanya ditonton sekilas saja dan tidak bisa diulang, kecuali kalau menggunakan alat perekam.

6. Kelebihan TV sebagai media masa pendidikan
Setiap media alat, pasti mempunyai karakteristik tertentu. TV merupakan alat yang digunakan dalam pendidikan, mempunyai daya serap tinggi, sehingga program acara yang ditayangkan jika untuk kepentingan pendidikan haruslah selektif . Jika tidak mendapat pengawasan ketat, maka peserta didik akan terbawa  arus pada nilai-nilai budaya yang menyesatkan, sehingga tujuan pendidikan yang mengacu pada pembentukan budi pekerti luhur tidak akan tercapai.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan TV sebagai media pendidikan antara lain:
  1. Guru dan siswa (peserta didik) dapat secara langgsung melihat gambar  objek yang nyata secara audio-visual, seolah-olah dapat berkomunikasi langsung dengan objek yang dilihatnya.
  2. Guru dan siswa secara langsung dapat melihat latar kehidupan tokoh-tokoh atau orang-orang yang terlibat dalam tayangan program yang sudah ditujukan oleh perancang program TV.
  3. Guru dan siswa dapat menentukan dan memilih program acara yang sesuai dengan bahan pengajaran.
  4. Guru dan siswa dapat belajar secara efektif dari program acara yang dikemas oleh pengelola TV.
  5. Secara umum program TV dapat disebarkan dalam kapasitas pemirsa yang lebih luas.
Dari segi keefektifan program TV, yang dapat dikemas untuk digunakan sebagai media pembelajaran, demi percepatan kemajuan pendidikan nasional, maka program tayang yang dirancang haruslah lebih banyak berorientasi pada proses pembelajaran pemirsanya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh menteri pendidikan Nasional, untuk selalu proaktiv dalam menentukan rancangan program TV-TV seluruh indonesia, baik TV pemerintah maupun TV swasta. 

C.Dampak positif dan dampak negatif televisi

1. Dampak positif televisi
-           Dimana media televisi memberikan informasi kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat dapat menyimak berbagai informasi yang ditampilkan oleh media televisi. Dengan mengetahui segala informasi yang ada akan dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, mengambil keputusan, dan memiliki kepercayaan dalam perilaku.
-          Memberikan hiburan kepada masyarakat. Dimana fungsi hiburan menunjuk pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas.
2. Dampak Negatif Televisi              
-          Dimana media televisi bisa menginspirasikan kejahatan. Suryo (1996) mengatakan, “media massa yang memiliki efek paling kuat terhadap masyarakat dalam hal peniruan adalah televisi, karena tayangan rekonstruksi kriminalitas itu sebaiknya dihentikan karena sangat berbahaya. Televisi sebaiknya tidak mengangkat    pemberitaan kriminalitas secara detail.” Menurut Maswan dkk (2010:74), hubungan erat kekerasan di tayangan televisi dengan yang terjadi di kehidupan nyata. Ia menegaskan hal itu berdasarkan hasil penelitian Leonard Eron dan Rowell Huesman terhadap berbagai program tayangan kekerasan di televisi Amerika Serikat pada akhir tahun 1990-an”.
-          Salah satu dampak negatif televisi adalah perubahan perilaku, karakter, dan mental penontonnya.

 Cara Menerapkan Media Televisi Dalam Pembelajaran.
Untuk menerapkan media televisi sebagai media dalam pembelajaran diperlukan langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu. untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran dari media televisi, contohnya pada mata pelajaran matematika yang biasanya membutuhkan contoh secara nyataatau setidaknya berupa visualisasi yang bergerak.
1.      Perencanaan dan kreativitas
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
2.      Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanaan dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3.      Memotivasi, MemberiInformasiatauMengajarkanSesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, memberi informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
·         Untuk memotivasi
Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimulis siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencarian tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
·         Untuk memberikan informasi
 Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakan pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi,  menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
·         Untuk mengajarkan sesuatu.
Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasikan. Materi pembelajaran harus didesain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4.      MengembangkanTujuan
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
·         Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
·         Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
·         Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5.      Mempertimbangkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kita buat. Karakteristik audience  sepertiusia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatikan dalam membuat tujuan dan topic bahasan. Pertimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan mana kala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosa kata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siswa yang di harapkan. Karena ada yaang tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6.      Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjakan suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buatakan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli desain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
A.Pengertian Televisi dan sejarah televisi
1.      Sejarah Singkat Televisi
Pada tahun 1862 seorang Itali bernama Abbe Casseli berhasil menemukan sistem pengiriman gambar dengan listrik melalui kawat. Namun, dasar-dasar scanning televisi mekanis (gerak bekas elektron dari kiri dan kanan dan dari atas kebawah pada saat pengambilan gambar didalam tabung kamera serta dalam penyusunan kembali gambar  dilayar televisi) untuk pengiriman gambar objek bergerak baru ditemukan oleh Paul Nipkow seorang Rusia yang hidup dijerman  pada tahun 1884. Tiga belas tahun kemudian, catbode ray tube, yaitu tabung sinar katode mengalami penyempurnaan oleh Ferdinand Braun dari Universitas Strasburg sehingga tabung katode disebut pula sebagai tabung Braun.
Pada tahun 1935 di Perancis mulai diperkenalkan  siaran televisi dengan hasil 180 garis setiap bingaki. Di Inggris, BBC memulai siaran televisi dengan menggunakan sistem Marconi-EMI dengan 405 garis visual. Sementara itu, di Moscow dan Leningrad telah dikembangkan siara televisi dengan 240 garis dan343 garis. Dalam pembukaan pameran Internasional di New York, 30 April 1939, Amerika Serikat memulai siaran televisi dengan 441 garis.RCA mendemonstrasiakan pesawat televisi dengan lima inch tabung gambar. Hal ini terlaksana berkat bantuan Zworykin dan paten dari Farnworth.
2. Perkembangan Televisi
Tahun 1876-George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Eugen Goldstein menyebutkan tembakan gelombang sinar dalam tabung hampaitu dinamakan sebagai sinar katoda.
Tahun 1884-Paul Nipkov, ilmuan Jerman, berhasil mengirim gambar elektonik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskopelektik dengan resolusi 18 garis.
Tahun 1888-Freidrich Reinitzeer, ahli botawi austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Dan sekitar tahun 2000-masing –masing jenis tehnologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, plasma maupun CTR terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya. Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.

B. Fungsi dan tujuan televisi
1.Fungsi Televisi
Fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Media informasi dan penerangan
2.      Media pendidikan dan hiburan
3.      Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4.      Media pertahanan dan keamanan
2.Tujuan Televisi

a)      Sebagai alat informasi
b)      Hiburan
c)      Kontrol sosial
d)     Penghubung wilayah secara geografis

C.Dampak positif dan dampak negatif televisi

1. Dampak positif televisi
-           Dimana media televisi memberikan informasi kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat dapat menyimak berbagai informasi yang ditampilkan oleh media televisi. Dengan mengetahui segala informasi yang ada akan dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, mengambil keputusan, dan memiliki kepercayaan dalam perilaku.
-          Memberikan hiburan kepada masyarakat. Dimana fungsi hiburan menunjuk pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas.
2. Dampak Negatif Televisi              
-          Dimana media televisi bisa menginspirasikan kejahatan. Suryo (1996) mengatakan, “media massa yang memiliki efek paling kuat terhadap masyarakat dalam hal peniruan adalah televisi, karena tayangan rekonstruksi kriminalitas itu sebaiknya dihentikan karena sangat berbahaya. Televisi sebaiknya tidak mengangkat    pemberitaan kriminalitas secara detail.” Menurut Maswan dkk (2010:74), hubungan erat kekerasan di tayangan televisi dengan yang terjadi di kehidupan nyata. Ia menegaskan hal itu berdasarkan hasil penelitian Leonard Eron dan Rowell Huesman terhadap berbagai program tayangan kekerasan di televisi Amerika Serikat pada akhir tahun 1990-an”.
-          Salah satu dampak negatif televisi adalah perubahan perilaku, karakter, dan mental penontonnya.


DAFTAR PUSTAKA
 http://faisalsumargo.blogspot.com/2008/06/pengaruh-media-terhadap-pendidikan.html
Maswan dkk. 2010. Teknologi Pendidikan Jilid 2: Karsa Manunggal Indonesia.
Suryo, RM Roy. 1996. Televisi Sebagai Fungsi Media Komunikasi Massa. Yogyakarta: LPM MANDIRI.
http://adipsi.blogspot.com/2010/06/pengaruh-televisi-terhadap-pembelajaran.html












RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA SEKOLAH                                      :
KELAS/SEMESTER                                   : X/2
ALOKASI WAKTU                                                :1X45 Menit
A. Standar Kompetensi                                :
Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama.

B. Kompetensi Dasar                                   
Menggunakan lafal, nada, gerak gerik, mimik dan intonasi sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama.

C. Indikator                                                  
Mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, tekanan/nada, intonasi, mimik, dan gerak gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama.

D. Aspek Pembelajaran                                : Berbicara

E. Tujuan Pembelajaran                             
Siswa mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, nada/tekanan, intonasi, mimik, dan gerak gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama.

            Nilai karakter
Bersahabat dan komunikatif
Mandiri




F. Materi Pokok
Mementaskan drama
            Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu dapat dipentaskan sehingga dapat mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum.
            Berdasarkan ciri-cirinya drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu, setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambigutas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antar tokoh. Unsur paling pokok dalam pementasan sebuah drama ada empat, yaitu, lakon (naskah drama), pemain (aktor/aktris), tempat (gedung pertunjukan), dan penonton. Unsur lakon memegang peranan penting karena pemain tanpa lakon jelas tidak dapat membuat drama. Begitupun tempat saja tanpa lakon tidak akan menghasilkan drama.
            Untuk dapat mengekspresikan watak tokoh yang diperankan, seorang aktor membutuhkan alat ekspresi. Selain dialog, alat ekspresi yang dapat digunakan adalah lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik/ekspresi, dan gerak gerik/gekstur.
1. Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, maupun kalimat. Melalui lafal, pemain drama dapat menyampaikan pesan. Untuk itu pemain harus menjaga pelafalannya.
2. Intonasi
Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendahnya suatu nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan. Misalnya, untuk ekspresi marah maka intonasi suara meninggi.
3. Nada/tekanan
Nada/tekanan adalah keras lemahnya pengucapan kata/kalimat. Penggunaan tekanan dimaksudkan untuk mementingkan bagian yang diberi tekanan.
Cara penggunaan nada, adalah sebagai berikut:
a. Tekanan keras diberikan pada bagian yang dipentingkan yaitu dengan diucapkan lebih keras, sekaligus lebih pelan.
b. Tekanan lemah dipentingkan pada bagian yang tidak dipentingkan yaitu dengan pengucapan biasa atau lebih lemah dan kecepatannya biasa.
4. Mimik atau ekspresi
Mimik ada tiga macam yaitu: mimik, pantomim, dan pantomimik. Mimik adalah gerak gerik wajah atau raut muka, pantomim adalah gerak gerik tubuh, sedangkan pantomimik adalah gabungan dari mimik dan pantomim. Ketiga hal tersebut mendukung atau menunjang efektivitas pengeskpresian watak.

5. Gerak gerik/gestur
Seorang pemain drama perlu mengontrol tubuhnya sendiri agar sesuai dengan peran yang akan diperanannya. Di samping itu, anda pun perlu melakukan observasi atau penganmatan terhadap figur tokoh yang akan diperankan. Misalnya saat anda ditugasi berperan sebagai guru, anda dapat melakukan pengamatan terhadap guru anda.
G. Metode Pembelajaran
Mandiri
Penugasan
Diskusi
Tanya jawab

H. Strategi pembelajaran
Tatap muka
Terstruktur
Mandiri
Memahami wacana sastra dalam bentuk peme ntasan drama
Menggunakan lafal, nada, gerak gerik, mimik dan intonasi sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama.

Siswa mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, nada/tekanan, intonasi, mimik, dan gerak gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama

I. Langkah-langkah Pembelajaran

METODE
ALOKASI WAKTU
PENDAHULUAN

F  Guru mengisi daftar kehadiran siswa.
F Guru menjelaskan kompetensi (kd) yang akan dicapai.
F Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
F  Siswa ditanya mengenai cara penggunaan lafal, nada/tekanan, intonasi, mimik, dan gerak gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama





Tanya jawab




15
    KEGIATAN INTI

F Siswa dibagi dalam beberapa kelompok pementasan drama
& Elaborasi
F Setiap kelompok pementasan diberi satu teks drama
F Setiap kelompok pementasan membaca dan mempelajari teks drama yang diterimanya
F Setiap kelompok memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/tekanan, sesuai watak tokoh
F Setiap kelompok memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan mimik/gerak-gerik sesuai dengan watak tokoh
F Siswa mendiskusikan  peran yang ditampilkan dalam pementasan drama
F Siswa memberikan tanggapan terhadap peran yang ditampilkan dalam pementasan drama
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
F Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui







Penugasan
Tanya jawab






20
PENUTUP

F Siswa diminta mengungkapkan kesulitannya dalam menggunakan lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik, dan gerak gerik untuk mengekspresikan watak tokoh .`





Refleksi
Penugasan



10

J. SUMBER BELAJAR dan MEDIA PEMBELAJARAN
- Teks wacana yang terdapat di dalam LKS SMA
- Buku Bahasa Indonesia kelas X SMA
- Website internet
- Media Pembelajaran televisi







K. Penilaian




TEKNIK DAN BENTUK
V
Tes  Lisan
V
Tes Tertulis
V
Observasi Kinerja/Demontrasi
V
Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
V
Pengukuran Sikap
V
Penilaian diri
INSTRUMEN /SOAL
Daftar pertanyaan lisan tentang cara menggunakan lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik dan gerak gerik untuk mengekspresikan watak tokoh dalam pementasan drama
Tugas/perintah untuk melakukan persiapan, latihan, pementasan, dan tanggapan terhadap peran yang ditampilkan dalam drama
Tugas/perintah untuk mendiskusikan peran yang ditampilkan dalam drama
Daftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari


















A. PENILAIAN PROSES

Selama proses KBM siswa yang kurang respon atau pasif, perlu mendapat perhatian (guru sebagai konseling) supaya siswa tersebut dapat mengubah sikapnya. Bila sudah disosialisasikan, baru guru memberikan penilai sikap siswa dengan format berikut.


Nama Siswa
Aspek Penilaian
Selalu
(Skor)
90-100
Jarang
(Skor)
70-80
Tidak
(Skor)
50-60
Keterangan

1. Memperhatikan penjelasan guru/ wacana lisan (tv/ cd/ teman)
2. Semangat dan berani mempresentasi hasil kerja di depan kelas.
3. Berani dan sopan berkonsultasi kepada guru tentang hasil kerjanya.
4. Aktif mengerjakan tugas dalam proses KBM.
5. Mengumpulkan tugas/hasil kerja tepat waktu.






Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Jumlah aspek penilaian


PANDUAN PENSKORAN
SKOR
KUALITAS
DESKRIPSI
90-100
Selalu
MK (mulai konsisten/membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh- sungguh daiam menyeleseikan tugas secara terus-menerus dan konsisten.
70-80
Jarang
MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, tetapi masih sedikit dan belum konsisten
50-60
Tidak
BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh- sungguh dalam menyelesaikan tugas.





RUBRIK PENILAIAN PEMENTASAN DRAMA
(Penggunaan gerak-gerik, mimik, lafal, intonasi, nada/tekanan
sesuai dengan watak tokoh)


Kompetensi Dasar        : Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, lafal, dan nada/tekanan sesuaai dengan watak tokoh dalam pementasan drama
         Nama Siswa                  :
         Kelas/No Absen            :
         Tanggal Penilaian        :



NAMA SISWA

ASPEK PENILAIAN
TEPAT skor (90-100)
KURANG skor (70-80)
TIDAK TEPAT skor (50-60)

KETERANGAN

1. Lafal/ucapan (terdengar jelas oleh penonton)





2. Intonasi (bervariasi sesuai tuntutan naskah)





3. Pengaturan nada (pengaturannya tepat sehingga maksud kalimat mudah ditangkap penonton)





4. Intensitas dan kelancaran berbicara (konsisten)





5. Kemunculan pertama (mantap dan memberikan kesan akan karakter tokoh/tidak)





6. Pemanfaatkan ruang yang ada untuk memosisikan tubuh (blocking) saat pementasan (baik/tidak)





7. Ekspresi dialog untuk menggambarkan karakter tokoh (sesuai karakter tokoh)





8.Ekspresi wajah (sesuai dengan karakter tokoh)





9. Pandangan mata dan gerak anggota tubuh (sesuai karakter tokoh)





10. Gerakan/tingkah laku (sesuai karakter tokoh)






PANDUAN PENSKORAN


SKOR

KUALITAS

DESKRIPSI








90-100








Tepat
Jika menunjukkan
·         lafal/ucapan terdengar jelas oleh penonton
·         intonasi sesuai tuntutan naskah
·         pengaturan nadanya tepat
·         intensitas dan kelancaran berbicara sudah konsisten
·         kemunculan pertama tokoh mantap dan memberikan kesan
·         blocking saat pementasan baik
·         ekspresi dialog sesuai dengan karakter tokoh
·         ekspresi wajah sesuai dengan karaktor tokoh
·         pandangan mata dan gerak tubuh sesuai dengan karakter tokoh
·         gerakan tingkah laku sesuai karakter tokoh









80-70








Kurang
Jika menunjukkan
·         lafal/ucapan kurang terdengar jelas oleh penonton
·         intonasi  belum sesuai tuntutan naskah
·         pengaturan nadanya kurang tepat
·         intensitas dan kelancaran berbicara belum konsisten
·         kemunculan pertama tokoh kurang mantap dan kurang memberikan kesan
·         blocking saat pementasan kurang baik
·         ekspresi dialog belum sesuai dengan karakter tokoh
·         ekspresi wajah belum sesuai dengan karaktor tokoh
·         pandangan mata dan gerak tubuh belum sesuai dengan karakter tokoh
·         gerakan tingkah laku belum sesuai karakter tokoh








50-60







Tidak tepat
Jika menunjukkan
·         lafal/ucapan tidak terdengar jelas oleh penonton
·         intonasi tidak sesuai tuntutan naskah
·         pengaturan nadanya tidak tepat
·         intensitas dan kelancaran berbicara tidak konsisten
·         kemunculan pertama tokoh tidak mantap dan tidak memberikan kesan
·         blocking saat pementasan tidak baik
·         ekspresi dialog tidak sesuai dengan karakter tokoh
·         ekspresi wajah tidak sesuai dengan karaktor tokoh
·         pandangan mata dan gerak tubuh tidak sesuai dengan karakter tokoh
·         gerakan tingkah laku tidak sesuai karakter tokoh





 L,Hasil Analisis Belajar dan Program Tindak Lanjut
      a.   Pengayaan
            Siswa yang tuntas dalam KD ini diberikan pengayaan (tugas praktik).
      b.   Remedi
            Siswa yang belum tuntas dalam KD ini diberikan remedial (tugas teori dan praktik) sesuai kompetensi yang belum tuntas.




Mengetahui,
GURU PEMBIMBING


         Februari 2015
Guru Mapel Bahasa Indonesia